Ku ingat bayangmu di saat senja,
menemaniku bermain riang tanpa henti
Namun, kini kau tinggal pergi,
dengan luka yang abadi
Ayah, kapankah kita akan bertemu lagi?
Mencipta kehangatan di rumah kecil,
bercanda tawa,
dan melepas semua lelah padamu
Di hari kau pergi selamanya,
disitulah ribuan memori terlintas di benakku
Walau sederhana di kata orang,
tetap bernilai di sanubariku
Lihatlah, anakmu ini tetap tersenyum,
meskipun menyimpan rasa rindu
Sampai kapan aku harus mengikhlaskan kepergianmu,
sedangkan aku saja belum membalas kebaikanmu
Hati yang lemah memanggilmu,
dengan bisikan rindu yang menyelimuti
Demi dirimu aku bertahan,
tanpa sosok seorang ayah
Oleh: Adelia Khaira, Siswa Kelas 7 SMPIT Bina Benuanta