Senandika diri
Bumantara mengerjap
Gemintang datang dan pergi lantas singgah
Pun sang baskara, hangatnya menyapa
Pada sang diri yang berduka
Kelam jiwa tak berkesudahan
Kala elegi berputar menghantui
Setiap fragmen yang dimiliki sang diri
Tapi diri, tak mampu lagi bertahan
Perang batin tak terelakkan
Senandika inginkan sebuah elegi
Namun diri, apalah yang diharapkan?
Begitu kalut akan hukum ironi
Senandika sembunyikan asrar
Diri ini haus akan pulih
Akan elegi yang bersih dari seonggok jelaga
Kendati semesta tengah beralih
Rungu memaksa tuli
Manik memaksa buta
Wicara memaksa bisu
Sehingga diri memaksa mati
Tenggelam pada ironi
Menghabiskan seluruh euforia
Puisi karya Nukma Shofiatun Nabila